Kebanyakan sales dashboards diabaikan.
Dashboard sering kali dibuat agar terlihat bagus di QBR, bukan untuk membantu seseorang mencapai kesepakatan. Perwakilan penjualan mengatakan mereka ingin dashboards tapi yang sebenarnya mereka inginkan adalah jawaban siapa yang harus dihubungi, apa yang terkendala, dan seberapa dekat mereka dengan quota.
Faktanya, banyak sales dashboards dibuat oleh orang-orang yang bahkan belum pernah menjual apa pun. Hasilnya adalah performance metrics yang tidak pernah dicek, grafik yang tidak dipercaya, dan alat yang tidak pernah dibuka.
Jika Anda ingin dashboard yang benar-benar digunakan, mulai dari yang sederhana, bangun dengan cepat, dan dengarkan baik-baik. Lalu lakukan iterasi. Karena penggunaan lebih penting daripada persyaratan, setiap saat.
Lihat contoh langsung Sales Team Dashboard yang dibuat di Metabase.
Mengapa Kebanyakan Sales Dashboards Diabaikan
Sales dashboards sering kali hanya menjadi hiasan enak dilihat, tapi diabaikan oleh tim. Ini alasannya:
- Mereka hanya report, bukan support: Bagus untuk QBRs, tapi tidak berguna untuk pekerjaan sehari-hari
- Penuh dengan vanity metrics: Total pipeline, tapi tidak tahu mana yang benar-benar bergerak
- Cepat usang: Hanya data exports, tanpa real-time updates
- Tidak bisa dieksplorasi: Reps tidak bisa menyelami angka mereka sendiri
Cara Membangun Sales Dashboard yang Benar-Benar Digunakan oleh Tim
Berikut hal-hal yang benar-benar berhasil:
- Mulai dari pertanyaan nyata: Apa yang memperlambat kita? Di mana deals terhambat? Siapa yang butuh bantuan?
- Jaga waktu load di bawah 3 detik: Kecepatan adalah hal dasar
- Prioritaskan aksi: Kalau sebuah chart tidak mengubah perilaku, hilangkan saja
- Bangun untuk self-service: Reps harus bisa menjawab pertanyaan mereka sendiri tanpa perlu bantuan
Dashboards yang membantu orang menjalankan pekerjaannya akan digunakan. Sisanya hanya gangguan.
10 Top Metrics untuk Sales Teams Dashboard dan Cara Menghitungnya
Mulailah dengan big picture metrics untuk memahami performa secara keseluruhan. Setelah itu, telusuri lebih dalam berdasarkan rep atau stage untuk mengidentifikasi hal-hal yang perlu diperhatikan.
1. Pipeline by Stage
Mengapa ini penting: Menunjukkan di mana posisi deals dalam funnel dan membantu mengidentifikasi bottlenecks. Di Metabase, Anda bisa menelusuri tiap stage untuk melihat detail deals di dalamnya.
Cara membangun:
- Group data berdasarkan stage_name
- Lalu lakukan count (jumlahkan jumlah deals) atau sum terhadap deal_amount (jumlah nilai deal)
2. Closed-Won Revenue
Mengapa ini penting: Melacak hasil penjualan yang sebenarnya dari waktu ke waktu.
Cara membangun:
- Filter data dengan stage = 'Closed-Won'
- Group berdasarkan bulan dari kolom closed_at
- Sum nilai dari deal_amount
3. Opportunity Win Rate
Mengapa ini penting: Mengukur efisiensi seberapa banyak opportunities yang berubah menjadi closed-won.
Cara membangun:
- Hitung closed_won_count
- Hitung closed_lost_count
- Rumus: closed_won_count / (closed_won_count + closed_lost_count)
- Bisa dikelompokkan per bulan atau per rep
4. Average Deal Size
Mengapa ini penting: Deals yang besar bisa memengaruhi total revenue secara tidak proporsional oleh karena itu penting untuk melacak tren dan performa tiap rep secara lebih seimbang.
Cara membangun:
- Hitung rata-rata dari deal_amount
- Dikelompokkan berdasarkan bulan atau per rep
5. Sales Cycle Length
Mengapa ini penting: Membantu mengidentifikasi keterlambatan dalam funnel dan membuat forecast lebih akurat.
Cara membangun:
- Hitung selisih hari antara created_at dan closed_at untuk deals dengan stage = 'Closed-Won'
- Lalu ambil rata-rata dari selisih tersebut
6. Quota Attainment by Rep
Mengapa ini penting: Melacak performa individu dibandingkan dengan target yang ditetapkan (goal).
Cara membangun:
- Join data deals dengan tabel quota
- Hitung total nilai closed-won per rep
- Bandingkan dengan nilai target quota untuk menghitung persentasenya
7. Pipeline Contribution (by Source or Rep)
Mengapa ini penting: Untuk mengetahui siapa atau channel mana yang paling banyak mengisi funnel, sehingga Anda bisa fokus pada sumber yang paling efektif.
Cara membangun:
- Gunakan data dari deals
- Lakukan SUM pada deal_amount
- Group by source (misalnya: Website, Referral, Ads) atau rep_name
8. Stage-to-Stage Conversion Rates
Mengapa ini penting: Menunjukkan di tahap mana deals mulai gugur dalam funnel.
Cara membangun: Gunakan funnel chart untuk menampilkan jumlah deals pada setiap transisi stage dari waktu ke waktu.
9. Commission Forecast (Real-time)
Mengapa ini penting: Ini adalah dashboard yang paling sering dilihat oleh banyak sales teams. Sifatnya personal dan mendorong aksi.
Cara membangun: Kalikan deal_amount * probability * commission_rate. Lalu filter berdasarkan rep dan group berdasarkan bulan pada closed_at.
10. Next Expected Orders
Mengapa ini penting: Membantu reps memprioritaskan tindak lanjut dengan menampilkan akun-akun yang kemungkinan besar akan melakukan pembelian lagi dalam waktu dekat.
Cara membangun: Gunakan expected_close_date untuk mengidentifikasi deals yang akan closing dalam 7–14 hari ke depan.
Opsional: bisa juga didasarkan pada riwayat pemesanan ulang (reorder history).
Membantu Tim Sales Mengadopsi Self Service Analytics
Jika sebuah dashboard membutuhkan ticket untuk diperbarui, maka kemungkinan besar tidak akan digunakan.
Sales teams butuh alat yang bisa mereka sesuaikan sendiri tanpa bantuan.
Metabase memudahkan Anda untuk:
- Membangun tanpa SQL dengan Visual Query Builder
- Menambahkan filters untuk tanggal, rep, dan stage
-
Klik pada charts untuk drill down ke data mentah
- Mengatur alerts ketika metrik melewati ambang batas
Metabase membantu Anda menjawab pertanyaan hingga menjadi grafik dalam hitungan menit. Bangun sekali, bagikan ke tim, dan biarkan mereka bereksplorasi.
Jelajahi langsung Sales Team Dashboard atau mulai menggunakan Metabase sekarang.
Cara Membangun Sales Dashboards yang Benar-Benar Digunakan oleh Sales Teams